Sebelumnya mereka telah melapor ke Pengadilan Setempat untuk mendapatkan keamanan pada saat Acara Pernikahan. Dan Pengadilan telah memutuskan, jika ada Protes dan Demo, hal ini boleh saja dilakukan, tapi setidaknya berjarak 200 meter dari Gedung Aula Pernikahan. Dan melarang terjadinya Kontak Langsung antara Pendemo dengan Pasangan Pengantin dan Keluarganya.
Sebelum melangsungkan Pernikahan Morel Malka masuk Islam terlebih dahulu dan mereka menikah sesuai dengan ajaran Islam.
Di tengah ketegangan Gencatan Senjata Israel dengan militan Hamas di Jalur Gaza, keintiman Morel dan Mahmoud telah menjadi isu Politik Nasional. Karena Mempelai Wanita berasal dari keluarga Yahudi dan Mempelai Pria adalah seorang Arab Muslim.
Para Pengunjuk Rasa meneriakkan slogan-slogan menentang Pernikahan Mahmoud Mansour dan Morel Malka.
Mahmoud Mansour (kiri) dan Morel Malka merayakan di rumah keluarga Mahmoud di Jaffa |
Dijalankan oleh aktivis Yahudi Ultra-Nasionalis, kelompok yang disebut Lehava dibentuk khusus untuk "Mencegah Asimilasi di Tanah Suci".Yang bertujuan untuk Mencegah terjadinya Pernikahan seperti ini.
Namun disisi lain, tampak juga para Pendemo dari bangsa Yahudi Israel yang mendukung Pernikahan ini.
Beberapa orang Yahudi Israel menunjukkan mendukung pernikahan dalam "berjaga cinta" |
Meskipun Polisi banyak dikerahkan ke Lokasi Pernikahan, namun Keluarga tetap menyewa Penjaga Keamanan dengan biaya sendiri. Perang di Gaza telah memperburuk tingkat Intoleransi di kalangan Ekstremis Sayap Kanan di Israel.
Israel lainnya berkumpul di luar pernikahan pada hari Minggu, tapi untuk alasan yang berlawanan.
Pengunjuk rasa Sayap Kanan, Pria eksklusif, meneriakkan keberatan mereka melalui Pengeras Suara, meskipun di bawah perintah pengadilan, mereka dijauhkan dari Aula. Empat orang ditahan karena Posisinya terlalu dekat (dibawah 200 meter). Namun protes mereka tidak menghentikan Pernikahan.
Morel Malka di hari pernikahannya |
Mahmoud Mansour dan Morel Malka setelah Menikah |